05- Penjelasan Tauhid Rububiyyah (Bag.1) - Serial Aqidatut Tauhid
Telah dijelaskan pada tulisan yang lalu tentang pembagian
tauhid yang terbagi menjadi tiga. Yakni, tauhid rububiyyah, tauhid
uluhiyyah, dan tauhid asma’ was shifat. Tentunya ketiga tauhid ini
harus dipahami dengan sebaik-baiknya bagi seorang muslim. Karena ketiga ini
merupakan asas dari agama islam.
Makna Tauhid Rububiyyah
Maknanya adalah mengesakan Allah Ta’ala dengan
perbuatan Allah Ta’ala. Dengan meyakini bahwasanya dialah Allah pencipta
seluruh makhluk-makhluknya. Allah Ta’ala berfirman,
اَللّٰهُ
خَا لِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ
"Allah Pencipta segala sesuatu dan Dia
Maha Pemelihara atas segala sesuatu." (QS. Az-Zumar : Ayat
62)
Allah yang memberikan rezeki
Meyakini bahwasanya Allah yang maha memberikan rezeki untuk
seluruh makhluk. Baik manusia ataupun makhluk-makhluk yang lain. Allah Ta’ala
berfirman,
وَمَا
مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak
(bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.." (QS.
Hud : Ayat 6)
Allah adalah Raja dari seluruh raja
Meyakini bahwasanya Dialah Allah Raja dari seluruh raja,
yang maha mengatur segala urusan yang ada di langit dan di bumi. Dialah Allah
yang memberikan kepemimpinan dan yang melepaskannya, yang meninggikan dan
merendahkan. Dialah Allah yang mampu atas segala sesuatu, mengganti malam dan
siang, menghidupkan dan mematikan. Allah Ta’ala berfirman,
قُلِ
اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ
الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ
تَشَآءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ تُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَا رِ وَتُوْلِجُ النَّهَا رَ فِى الَّيْلِ
وَتُخْرِجُ الْحَـيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَـيِّ
وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَا بٍ
"Engkau masukkan malam ke dalam siang
dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari
yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan
rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan."
"Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau
berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut
kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang
Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (QS. Ali 'Imran : Ayat 26-27)
Allah menafikan segala bentuk tandingan
Allah Ta’ala menafikan segala macam bentuk
tandingan-tandingan, baik itu dalam kerajaan ataupun penolong. Artinya, tidak
ada yang memiliki kerajaan yang sempurna ataupun yang dapat menolong dalam
segala hal kecuali Allah Ta’ala. Sebagaimana Allah juga menafikan
tandingan-tandingan dalam penciptaan dan pemberi rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
هٰذَا
خَلْقُ اللّٰهِ فَاَ رُوْنِيْ مَا ذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖ بَلِ الظّٰلِمُوْنَ
فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
"Inilah ciptaan Allah, maka
perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh (sesembahanmu)
selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan
yang nyata." (QS. Luqman : Ayat 11)
Allah Ta’ala juga berfirman,
اَمَّنْ
هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗ بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ
وَّنُفُوْرٍ
"Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan
rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri
(dari kebenaran)." (QS. Al-Mulk : Ayat 21)
Allah yang Maha Esa
Allah Ta’ala juga telah berfirman mengumumkan
kepada seluruh makhluknya akan keesaannya. Allah Ta’ala berfirman,
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh
alam." (QS. Al-Fatihah : Ayat 2)
Allah Ta’ala juga berfirman,
اِنَّ
رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَ الْاَ رْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ
ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَا رَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًا وَّا
لشَّمْسَ وَا لْقَمَرَ وَا لنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍ بِۢاَمْرِهٖ اَلَا لَـهُ الْخَـلْقُ
وَالْاَ مْرُ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
"Sungguh, Rabbmu (adalah) Allah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia
ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan
seluruh alam." (QS. Al-A'raf : Ayat 54)
Fitrah manusia meyakini Tauhid Rububiyyah
Allah Ta’ala telah memfitrahkan manusia untuk
meyakini tauhid rububiyyah. Bahkan sampai orang-orang musyrik saja yang
notabennya mereka menjadikan sesembahan yang lain sebagai tandingan bagi Allah,
mereka saja meyakini akan keesaan Allah dalam rububiyyah-Nya. Allah Ta’ala
berfirman,
قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ
السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ قُلْ
اَفَلَا تَتَّقُوْنَ قُلْ مَنْ بِۢيَدِهٖ
مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ يُجِيْرُ وَلَا يُجَا رُ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ قُلْ فَاَ نّٰى تُسْحَرُوْنَ
"Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang
memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki 'Arsy yang agung?"
"Mereka akan menjawab, "(Milik) Allah." Katakanlah, "Maka
mengapa kamu tidak bertakwa?" "Katakanlah, "Siapakah yang di
tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu. Dia melindungi, dan tidak ada yang
dapat dilindungi (dari azab-Nya), jika kamu mengetahui?""
"Mereka akan menjawab, "(Milik) Allah." Katakanlah, "(Kalau
demikian), maka bagaimana kamu sampai tertipu?" (QS.
Al-Mu'minun : Ayat 86-89)
Tidak ada yang dapat membantah Tauhid
Rububiyyah
Tidak ada satupun yang dapat membantah tauhid ini.
Hati-hati manusia berada di atas fitrah untuk meyakini tauhid ini. Bahkan lebih
besar fitrah mereka dan keyakninan mereka ini dibandingkan hal-hal yang
lainnya. Sebagaimana yang diucapkan oleh para Rasul alaihimussalam sebagaimana
yang Allah hikayatkan tentang mereka,
قَا
لَتْ رُسُلُهُمْ اَفِى اللّٰهِ شَكٌّ فَا طِرِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ
"Berkata rasul-rasul mereka:
"Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?.” (QS.
Ibrahim : Ayat 10)
Yang paling dikenal akan kebodohannya dan terang-terangan
dalam meningkari Allah adalah fir’aun. Namun, ia pun meyakini akan adanya Allah
di dalam hatinya. Sebagaimana yang Musa katakan kepadanya,
قَا
لَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَاۤ اَنْزَلَ هٰۤؤُلَآ ءِ اِلَّا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ
رْضِ بَصَآئِرَ وَاِ نِّيْ لَاَ ظُنُّكَ يٰفِرْعَوْنُ مَثْبُوْرًا
"Dia (Musa) menjawab, "Sungguh,
engkau telah mengetahui, bahwa tidak ada yang menurunkan (mukjizat-mukjizat)
itu kecuali Rabb (yang memelihara) langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang
nyata; dan sungguh, aku benar-benar menduga engkau akan binasa, wahai
Fir'aun." (QS. Al-Isra' : Ayat 102)
Allah juga berfirman tentang fir’aun dan kaumnya,
وَجَحَدُوْا
بِهَا وَا سْتَيْقَنَـتْهَاۤ اَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَّعُلُوًّا فَا نْظُرْ كَيْفَ
كَا نَ عَا قِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ
"Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman
dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS.
An-Naml : Ayat 14)
Fitrah mereka tidak bisa meningkari akan
adanya Allah
Mereka yang mengingkari adanya Allah baik dari kalangan
atheis atau yang lainnya. Pada hakikatnya mereka hanya mengingkari secara
dzohir saja, dikarenakan adanya kesombongan pada mereka. Nyatanya, di dalam
hati mereka mengakui bahwasanya tidak mungkin ada sesuatu tanpa ada yang
mengadakan, tidak mungkin ada makhluk tanpa ada pencipta, tidak mungkin ada
suatu bekas tanpa ada yang memberikan bekas tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
اَمْ
خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ اَمْ هُمُ الْخٰلِقُوْنَ اَمْ خَلَـقُوا السَّمٰوٰتِ
وَا لْاَ رْضَ بَلْ لَّا يُوْقِنُوْنَ
"Atau apakah mereka tercipta tanpa
asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?" (QS.
At-Tur : Ayat 35-36)
Perhatikanlah alam semesta!
Perhatikanlah alam semesta seluruhnya, baik yang ada di
atas ataupun di bawah. Perhatikanlah setiap bagian-bagiannya!. Engkau kan
mendapati dan menyaksikan akan adanya pembuatnya, penciptanya, dan pemiliknya.
Meningkari
pembuatnya sama halnya seperti mengingkari ciptaannya, tidak ada perbedaan
antara keduanya. Inilah yang menjadi kebanggaan orang-orang atheis di zaman ini
berupa ingkarnya mereka terhadap adanya Tuhan, itu merupakan kesombongan mereka
yang menjadi penghalang akal dan fikiran-fikiran sehat untuk berpikir.
Siapa yang memiliki pemikiran sama dengan pemikiran
atheis ini, maka sejatinya ia telah mencapakkan akalnya dan mengajak manusia
untuk mendapatkan kehinaan. Berkata seorang penyair,
فوا
عجبا كيف يعصى الإلـــ ـهُ أم كيف يجحده
الجاحد
وفي
كل شـــــــــيء لـــــــــــــــــه آية تدل علـى
أنــــــه واحــــد
“Begitu aneh! Bagaimana mungkin Tuhan dapat
dimaksiati
Bagaimana mungkin pengingkar Tuhan mereka
bisa mengingkari (adanya tuhan)
Sedang di segala sesuatu terdapat tanda
Yang menunjuk bahwasanya dialah yang Maha
Esa.”
Wabillahittaufiq.
Zia Abdurrofi
Depok, 27 Rabi’ul Awwal 1446/1 Oktober 2024
Aqidatut
Tauhid karya Syaikh Shalih bin Fauzan Alu Fauzan hafidzahullah

Posting Komentar