Serial Hadits Shahih : Jauhilah Prasangka Buruk
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ
أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
Dari Abu Hurairoh
-Semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda :
“Jauhilah oleh kalian
berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan.”[1]
Fawaid Hadits :
1. Hadits ini adalah
potongan dari hadits yang panjang. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori
dan Imam Muslim. Silahkan untuk melihat hadits ini di kitab Riyadush
Shalihin karya Al-Imam An-Nawawi (No.1570 & 1573)
2. Allah Ta’ala berfirman,
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا
مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ
"Wahai
orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa," (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)
Pada ayat ini Allah
tidak menyebutkan “prasangka” seluruhnya. Namun Allah menyebutkannya “sebagian
prasangka”. Karena jika prasangka yang disertai suatu indikasi atau realita yang
kuat maka tidak masalah. Hal ini termasuk dari tabiat manusia. Jika ada suatu
indikasi kuat adakalanya seseorang berprasangka baik atau buruk.
Namun jika prasangka
itu hanya dibangun di atas kenihilan, tidak ada indikasi sedikitpun. Maka
inilah yang disebut ucapan yang paling dusta.[2]
3. Penjelasan di atas
senada dengan penjelasan dari Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah ketika
menjelaskan tentang prasangka beliau mengatakan,
الظَّنُّ ظَنَّانِ فَظَنٌّ إِثْمٌ وَظَنٌّ لَيْسَ بِإِثْمٍ فَأَمَّا الظَّنُّ الَّذِي هُوَ إِثْمٌ فَالَّذِي يَظُنُّ ظَنًّا وَيَتَكَلَّمُ بِهِ وَأَمَّا الظَّنُّ الَّذِي لَيْسَ بِإِثْمٍ فَالَّذِي يَظُنُّ وَلَا يَتَكَلَّمُ بِهِ
"Prasangka itu
ada dua, yaitu prasangka yang mengandung dosa dan prasangka yang tidak
mengandung dosa. Yang mengandung dosa adalah seorang yang berprasangka buruk
lalu ia mengungkapkannya. Adapun yang tidak mengandung dosa adalah seorang yang
berprasangka, namun ia tidak mengungkapkannya."[3]
4. Prasangka buruk adalah suatu perbuatan yang
buruk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkategorikan sebagai ucapan
yang paling dusta. Mengapa disebut ucapan yang paling dusta?
Dikarenakan seseorang
jika berprasangka kepada orang lain, jiwanya akan selalu membisikkan perihal
orang lain. Padahal belum tentu hal itu ada pada orang tersebut. Sehingga Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengkategorikan sebagai ucapan yang paling dusta.

Posting Komentar